

Umum
15 Orang Terkaya Indonesia 2022: Bos BCA Masih Nomor Satu, Berapa Sih Hartanya?
Orang Terkaya Indonesia ~ Setiap tahunnya, majalah bisnis dan finansial dari Amerika Serikat Forbes merilis Forbes World’s Billionaires List alias daftar orang terkaya di dunia. Dan di dalam daftar tersebut, Anda bisa temukan pula nama-nama orang kaya yang berasal dari Indonesia.
Menariknya, duo Bos BCA Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono masih “setia” masuk ke dalam peringkat 100 besar. Pencapaian ini berarti bahwa kedua kakak-beradik Keluarga Hartono tersebut masih menjadi 2 orang terkaya di Indonesia. Sebagai catatan, kekayaan Budi Hartono dan adiknya Michael Bambang Hartono dinyatakan secara terpisah.
Cara Forbes Menghitung Kekayaan Miliarder Dunia
Dilansir dari Investopedia, billionaire alias miliarder adalah istilah yang mengacu pada individu dengan aset atau nilai kekayaan bersih (net worth) yang angkanya setidaknya di atas 1 miliar dalam satuan mata uang tertentu. Dan untuk Forbes World’s Billionaires List, satuan mata uang yang dipakai adalah dolar AS alias USD.
Forbes sendiri tercatat mulai membuat daftar orang terkaya di dunia dalam World’s Billionares List pada tahun 1987. Lalu, bagaimana cara Forbes menghitung kekayaan orang-orang sehingga mereka bisa masuk ke dalam daftar World’s Billionares List mereka, ya?
Secara garis besar, kekayaan bersih dihitung dengan cara mengurangkan aset dengan liabilitas (kewajiban). Aset yang dimiliki seorang miliarder dunia tak hanya meliputi uang tunai dan investasi jangka pendek (liquid investments), tapi juga properti pribadi seperti real estate, perhiasan, dan kendaraan pribadi.
Di samping itu, aset-aset bisnis seperti peralatan dan properti komersil juga diperhitungkan di dalam kekayaan bersih para miliarder dunia. Apalagi, mereka yang tajirnya kelewat melintir biasanya juga memiliki andil atau kepemilikan di dalam sebuah perusahaan.
Sejak pertama kali merilis daftar Forbes World’s Billionares List di tahun 1987, terdapat kenaikan jumlah miliarder dunia yang sangat signifikan. Berdasarkan laporan dari Investopedia, “hanya” ada 140 nama di dalam daftar World’s Billionares List pertama pada 1987. Dan jumlahnya sudah berkali-kali lipat menjadi 2.755 miliarder di seluruh dunia pada tahun 2021 dari 70 negara.
Daftar 15 Orang Terkaya di Indonesia 2022 Versi Forbes
Kalau begitu, siapa saja ya orang Indonesia yang sukses masuk ke dalam daftar World’s Billionares List milik Forbes? Untuk info lengkapnya, Anda bisa cek daftar berikut ini seperti yang dilansir dari situs resmi Forbes per 17 Desember 2021, ya! Selamat membaca!
1. R. Budi Hartono

Nilai kekayaan bersih: 21,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 312 triliun).
Budi Hartono dan adiknya, Michael Hartono, merupakan dua orang terkaya di Indonesia. Kontribusi atas kekayaan terbesar mereka berasal dari investasi mereka di Bank BCA, yang dibeli dari Keluarga Salim pada periode krisis ekonomi Asia tahun 1997-98.
Di samping itu, kontribusi terbesar lainnya atas kekayaan Keluarga Hartono berasal dari bisnis tembakau terbesar di Indonesia, yaitu Djarum. Mereka berdua juga merupakan pemilik brand elektronik Polytron, berbagai properti real estate mahal di kawasan Jakarta, dan memiliki andil dalam perusahaan startup game Razer.
2. Michael Hartono

Nilai kekayaan bersih: 20,8 miliar dolar AS (sekitar Rp 299 triliun).
Michael “Bambang” Hartono adalah orang terkaya nomor dua di Indonesia, tepat berada di bawah kakaknya, Budi Hartono. Meskipun kekayaan mereka berdua dinyatakan secara terpisah di dalam daftar Forbes World’s Billionaires List, Michael Hartono mendapatkan kekayaan dari sumber yang sama: perbankan dan tembakau.
3. Chairul Tanjung

Nilai kekayaan bersih: 6,7 miliar dolar AS (sekitar Rp 96 triliun).
Chairul Tanjung alias CT merupakan pemilik CT Corp., yaitu korporasi yang bergerak di berbagai sektor industri dengan tiga sektor utama: penerbitan kartu kredit, hypermart, dan stasiun TV. Untuk bisnis ritelnya, CT memiliki Trans Retail yang menjalankan usaha dengan brand Carrefour dan Transmart. Tak hanya itu saja, CT Corp. juga merupakan pemegang franchise Wendy’s di Indonesia sekaligus berbagai brand fashion ternama seperti Mango, Jimmy Choo, dan Versace.
CT memiliki saham di maskapai Garuda, yang per 17 Desember 2021 tengah melakukan negosiasi untuk restrukturisasi utang sebesar 10 miliar dolar AS dengan para kreditor. Di samping itu, CT juga memegang saham di Allo Bank, yang nilainya telah melambung hingga 100 kali di tahun 2021 mengikuti popularitas digital banking di Tanah Air.
4. Sri Prakash Lohia

Nilai kekayaan bersih: 6,3 miliar dolar AS (sekitar Rp 91 triliun).
Sri Prakash Lohia adalah pengusaha dari India yang pindah ke Indonesia bersama ayahnya di tahun 1970an. Kemudian, mereka berdua mendirikan Indorama Corporation yang memproduksi benang jahit. Seiring dengan berjalannya waktu, bisnisnya berkembang menjadi perusahaan petrokimia terbesar di Indonesia, dengan produk-produknya meliputi pupuk, bahan baku mentah tekstil, sarung tangan medis, dan polyolefins.
Saat ini, Indorama Corporation masih dipegang oleh Sri Prakash Lohia sebagai chairman, dan putranya Amit sebagai vice chairman. Adiknya, Aloke Lohia, juga seorang miliarder yang tinggal di Thailand, di mana ia menjalankan Indorama Ventures Public Co., perusahaan pembuat PET polymer.
5. Prajogo Pangestu

Nilai kekayaan bersih: 5,6 miliar dolar AS (sekitar Rp 80,5 triliun).
Prajogo Pangestu adalah putra dari seorang pedagang karet, dan memulai bisnisnya sendiri di sektor kayu pada akhir tahun 1970. Bisnis yang ia dirikan tersebut – Barito Pacific Timber – melantai di bursa saham pada tahun 1993 sebelum akhirnya berganti nama menjadi Barito Pacific setelah melepas bisnis kayunya di tahun 2007.
Pada tahun 2007, Barito Pacific sukses memperoleh 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri, yang juga memperdagangkan sahamnya di IDX (BEI). Kemudian Chandra Asri melakukan merger dengan Tri Polyta Indonesia pada 2011, yang menjadikannya sebagai produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
6. Jerry Ng

Nilai kekayaan bersih: 3,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 50 triliun).
Jerry Ng merupakan seorang bankir kawakan dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di dunia perbankan. Kontribusi kekayaannya yang terbesar berasal dari kepemilikan saham di Bank Jago, yang ia beli pada Desember 2019 ketika masih bernama Bank Artos.
Bank Jago sendiri saat ini telah bertransformasi menjadi bank digital dan tengah menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan fintech kecil maupun menengah. Pada tahun 2020, aplikasi pembayaran dan on-demand service Gojek membeli sebagian saham Bank Jago.
Sebelumnya, Jerry Ng memegang posisi tinggi di Bank Danamon dan Bank BCA. Dan sampai tahun 2019, ia menjabat sebagai presiden direktur Bank BTPN.
7. Eddy Kusnadi Sariaatmadja

Nilai kekayaan bersih: 3 miliar dolar AS (sekitar Rp 43 triliun).
Mayoritas kekayaan Eddy Kusnadi Sariaatmadja berasal dari kepemilikan sahamnya di Elang Mahkota Teknologi alias Emtek, yang ia dirikan pada tahun 1983 sebagai distributor eksklusif bagi brand Compaq di Indonesia. Saat ini, Emtek memegang kendali pada tiga stasiun TV besar Indonesia, yaitu SCTV, Indosiar, dan O Channel.
Emtek sendiri saat ini dipimpin oleh anaknya, Alvin Sariaatmadha, sebagai presiden direktur. Salah satu produk Emtek paling populer adalah Dana, sistem pembayaran digital hasil kolaborasi Emtek dengan Ant Financial milik Alibaba.
8. Theodore Rachmat

Nilai kekayaan bersih: 2,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 41,7 triliun).
Theodore Rachmat alias Teddy merupakan pendiri grup Triputra pada tahun 1998. Saat ini, Triputra memiliki empat lini bisnis utama, termasuk agrobisnis, bisnis di bidang manufaktur, dan juga bidang pertambangan. Karirnya bermula dari Astra International, kelompok perusahaan otomotif yang didirikan oleh pamannya William Soeryadjaya pada tahun 1968, sampai akhirnya Teddy menjabat sebagai CEO.
Di samping itu, Teddy juga memegang saham minor di Adaro Energy, perusahaan batu bara di mana ia juga menjabat sebagai Vice President Commissioner. Sedangkan putranya, Ariano, merupakan Vice President Director dan Deputy CEO Adaro Energy. Putranya yang lain, Arif Patrick, merupakan pendiri dan pimpinan raksasa minyak sawit Triputra Agro Persada.
9. Martua Sitorus

Nilai kekayaan bersih: 2,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 41,7 triliun).
Martua Sitorus merupakan pendiri Wilmar bersama dengan Kuok Khoon Hong – seorang miliarder juga – pada tahun 1991. Saat ini, Wilmar merupakan perusahaan minyak sawit terbesar di dunia, dan Martua Sitorus telah melepaskan jabatannya di posisi dewan sejak Juli 2018.
Martua Sitorus dan saudaranya, Ganda, mendirikan KPN Corporation yang berkonsentrasi di sektor perkebunan sawit, pengembangan properti, dan pabrik semen. Pabrik semennya, Cemindo Gemilang, pertama kali melantai di bursa saham pada September 2021. Di samping itu, proyek pengembangan propertinya bekerja sama dengan Ciputra Group untuk menggarap Gama Land di Medan, Sumatra Utara.
10. Keluarga Tahir

Nilai kekayaan bersih: 2,8 miliar dolar AS (sekitar Rp 40,2 triliun).
Tahir merupakan pendiri grup Mayapada, perusahaan kongolomerasi yang mayoritas bergerak di sektor perbankan, kesehatan, dan real estate. Tahir dan keluarganya memiliki saham di Bank Mayapada dan Maha Properti Indonesia.
Di samping itu, Tahir juga memiliki properti di Singapura melalui perusahaan properti MYP. Tak hanya itu saja, Tahir juga memegang lisensi resmi untuk publikasi Forbes Indonesia.
11. Low Tuck Kwong

Nilai kekayaan bersih: 2,6 miliar dolar AS (sekitar Rp 37,4 triliun).
Low Tuck Kwong adalah pria kelahiran Singapura yang mendapat gelar sebagai Raja Batu Bara. Ia memulai karirnya dengan bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya di Singapura, sebelum akhirnya pindah ke Indonesia pada tahun 1972 untuk mendapatkan peluang baru.
Di Indonesia, ia mendirikan perusahaan pertambangan batu bara Bayan Resources. Tapi sebelumnya ia menekuni bisnis sebagai kontraktor pembangunan, sebelum akhirnya meraup untung besar setelah membeli tambang pertamanya di tahun 1997. Ia juga memegang kendali atas perusahaan pengiriman Singapura Mangattan Resources, dan memiliki andil di The Fadder Park Company, Samindo Resources, serta Voksel Electric.
12. Sukanto Tanoto

Nilai kekayaan bersih: 2,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 30,2 triliun).
Sukanto Tanoto merupakan pemilik Royal Golden Eagle, grup bisnis yang bergelut di sektor industri pulp dan kertas, minyak sawit, dan energi. Ia merupakan pemilik Bracell, yang juga merupakan salah satu produsen specialty cellulose terbesar di dunia – specialty cellulose merupakan bahan yang digunakan di berbagai produk, termasuk tisu basah dan es krim.
Sebelum menjadi salah satu orang terkaya Indonesia, Sukanto Tanoto merintis bisnisnya sebagai sebuah toko suku cadang kendaraan bermotor sederhana bernama Toko Motor. Saat ini, grup bisnisnya telah mendapatkan 200 juta dolar AS (sekitar Rp 2,9 triliun) untuk mengembangkan bahan baku mentah industri berbasis tanaman dan solusi manufaktur ramah lingkungan untuk memproduksi tekstil.
13. Peter Sondakh

Nilai kekayaan bersih: 2,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 30,2 triliun).
Peter Sondakh merupakan pimpinan Rajawali Corpora, perusahaan investasi yang didirikan pada tahun 1984 dengan portofolio yang juga meliputi sektor pertambangan, media, dan perhotelan. Ayahnya juga merupakan seorang entrepreneur, yang bisnisnya meliputi ekspor kayu dan minyak kelapa sejak Peter Sondakh masih kecil.
Kemudian ia mendirikan Rajawali Property Group pada tahun 1989, yang juga memayungi Four Seasons di Jakarta serta St. Regis di Bali. Aset-asetnya yang lain juga meliputi penyedia layanan internet Velo Networks serta jaringan TV Rajawali Televisi. Pada tahun 2021, Peter Sondakh melakukan relist untuk perusahaan pertambangannya, Archi Indonesia, di bursa saham.
14. Djoko Susanto

Nilai kekayaan bersih: 1,9 miliar dolar AS (sekitar Rp 27,3 triliun).
Djoko Susanto adalah pendiri Alfamart, jaringan swalayan yang sudah tersebar di penjuru Indonesia dengan total gerai lebih dari 18.000. Di samping itu, ia juga memiliki bisnis properti Alfaland, yang mengoperasikan jaringan Omega Hotel Management di seluruh Tanah Air.
Karir bisnis Djoko Susanto dimulai sejak ia berusia 17 tahun, di mana ia mulai mengelola bisnis rumah makan sederhana milik orang tuanya di Jakarta. Seiring dengan perkembangan usahanya, Djoko Susanto sempat ber-partner dengan Putera Sampoerna untuk menjalankan toko-toko sederhana, sebelum menjadi jaringan supermarket.
Begitu Putera Sampoerna menjual bisnis rokoknya ke Phillip Morris di tahun 2005, ia pun membeli bisnis ritel yang sekarang dikenal sebagai jaringan Alfamart.
15. Keluarga Mochtar Riady

Nilai kekayaan bersih: 1,8 miliar dolar AS (sekitar Rp 26 triliun).
Mochtar Riady merupakan pendiri grup Lippo, yang sekarang dijalankan oleh kedua anaknya, James dan Stephen. Lahir di Jawa Timur, Mochtar Riady memulai usahanya dengan membuka toko sepeda di usia 22 tahun, sebelum akhirnya membangun karir di sektor perbankan. Karirnya di dunia perbankan tersebut sempat menuai kesuksesan, sampai akhirnya krisis finansial Asia pada tahun 1997 terjadi.
Saat ini, Lippo Group menjalankan bisnis di berbagai sektor, termasuk ritel, real estate, kesehatan, pendidikan, dan media. Putranya, Stephen, juga menjalankan bisnis properti OUE di Singapura, yang sukses menjual U.S. Bank Tower di Los Angeles pada Juli 2020. Sedangkan cucunya, John, saat ini menjabat sebagai CEO Lippo Karawaci.
Selain 15 nama di atas, masih ada sederet nama lainnya yang masuk ke dalam daftar Forbes World’s Billionaires List. Nama-nama tersebut meliputi:
Bambang Sutantio, CEO PT Cisarua Mountain Daity Tbk. alias Cimory.
Nilai kekayaan bersih: 1,5 miliar dolar AS (sekitar Rp 21,6 triliun).
Hartono Kweefanus, pemilik Monde Nissin.
Nilai kekayaan bersih: 1,3 miliar dolar AS (sekitar Rp 18,7 triliun).
Murdaya Poo, pendiri Central Cipta Murdaya.
Nilai kekayaan bersih: 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 17,2 triliun).
Winarko Sulistyo, pemilik produsen kertas industri dan kertas kemasan Fajar Surya Wisesa.
Nilai kekayaan bersih: 1,2 miliar dolar AS (sekitar Rp 17,2 triliun).
Harry Tanoesoedibjo, pemilik bisnis media melalui Media Nusantara Citra (MNC), dan MNC Land.
Nilai kekayaan bersih: 1,1 miliar dolar AS (sekitar Rp 15,8 triliun).
